Thursday, April 4, 2013

Review Hanna



Film ini bercerita tentang Hanna Heller (Saoirse Ronan) yang berusia enam belas tahun dan tinggal di Finlandia bersama ayahnya, Erik Heller (Eric Bana). Sejak masih berusia dua tahun, Erik telah melatih Hanna untuk menjadi pembunuh. Saat Hanna menyatakan siap, dia pun memberi sinyal agar keberadaannya dan lokasi tempat dia tinggal bisa diketemukan oleh CIA. Sementara Erik pergi lebih dulu, Hanna pun dikepung oleh para anggota CIA dan membiarkan dirinya ditangkap. Misi Hanna adalah untuk membunuh Marissa Wiegler (Cate Blanchett). 

Sesampainya di tempat dia ditahan, Hanna membunuh seorang wanita yang memang diminta oleh Marissa untuk berpura-pura menjadi dirinya. Hanna lalu melarikan diri ke gurun dan bertemu dengan sebuah keluarga yang tengah berwisata. Mereka adalah Sebastian (Jason Flemyng), Rachel (Olivia Williams) dan anak mereka, Sophie (Jessica Barden), serta adik Sophie. Di Morocco Hanna menyelinap ke van keluarga itu dan berhasil menyebrang perbatasan hingga ke Spanyol dan Jerman. 

Marissa lalu menyewa Isaacs (Tom Hollander) untuk menangkap Hanna yang akan menemui Erik di Jerman. Isaacs lalu menginterogasi Sebastian, Rachel dan kedua anak mereka sehingga ia mengetahui Hanna sedang menuju Berlin. Sementara itu di Hesse, Jerman, Hanna menemui Kneefler alias Mr Grimm (Martin Wutke), teman lama Erik. Saat Marissa dan Isaacs muncul tiba-tiba, Mr Grimm meminta Hanna bersembunyi, sementara Mr Grimm mengalihkan perhatian kedua orang itu. Dari tempat persembunyiannya, Hanna tanpa sengaja mendengar pembicaraan Marissa dan Isaacs. Hanna pun baru tahu bahwa Erik bukan ayah kandungnya. Erik tadinya juga agen CIA sampai ia membelot dan membantu ibu kandung Hanna, Johanna melarikan diri. Sayangnya Johanna terbunuh dan sejak itu Erik yang membesarkan Hanna. 

Hanna adalah proyek rahasia CIA yang direkrut dari sebuah klinik aborsi dan dimaksudkan sebagai senjata pembunuh. Itu sebabnya Marissa gencar memburu dirinya dan Erik. 

Setelah mengetahui kebenaran tentang dirinya, Hanna pun marah pada Erik. Saat dia bertemu Erik, Hanna tidak memberi kesempatan pada Erik untuk menjelaskan. Saat Marissa muncul di tempat mereka bertemu, Erik akhirnya tewas di tangan Marissa saat berusaha melindungi Hanna. Di akhir film, Hanna akhirnya berhasil membunuh Marissa. Sebelumnya diceritakan Marissa juga menghabisi ibu kandung Johanna, nenek Hanna. 

Plot dalam film ini memang tidak istimewa, tapi untuk sebuah film action, penonton tidak akan dibuat bosan, karena dari awal hingga akhir, plotnya bergerak cepat dari scene yang satu ke scene berikutnya. Juga meski terkesan sedikit tidak masuk akal (Hanna telah dilatih Erik untuk menjadi pembunuh sejak berusia dua tahun), hal ini juga dapat dimaklumi, sebab khas film action, yang penting bukanlah logika, tapi cukup menitikberatkan pada seru atau tidaknya scene demi scene di sepanjang film.

No comments:

Post a Comment